Bagi sebagian orang
olahraga semacam futsal dan sepakbola merupakan olahaga yang
menjemukkan, bayangkan saja, ada satu buah bola yang harus dikejar-kejar
sedemikian rupa, mati-matian… padahal pemain tersebut mampu saja untuk
membeli sebuah bola. Belikan saja mereka bola, satu pemain dapat satu
bola… beres kan?
Namun bagi
saya, Futsal bukan sekedar membeli bola, olahraga ini merupakan sebuah
kesenangan tersendiri, saya bisa menemukan seni dan keindahan disini,
saya bisa menemukan arti kejujuran, arti dari kerjasama, arti dari
kebersamaan dan arti dari kehidupan itu sendiri. Saya bisa melepaskan
segala kepenatan dari rutinitas pekerjaan… Futsal adalah lebih dari
sekedar olahraga…
Selama Bermain
Futsal, tidak jarang pula saya memperhatikan dan mengambil pelajaran
dari para pemain-pemain futsal yang lain, baik mengenai teknik dan gaya
permainan mereka, maupun pelajaran hidup yang ternyata sangat beririsan
dengan profesi saya sebagai Pengajar dan Trainer.
Dalam
permainan futsal, saya mempunyai tugas sebagai seorang Striker alias
pemain depan, sehingga yang menjadi fokus perhatian saya adalah
bagaimana caranya agar saya bisa mencetak goal. Namun tidak jarang pula
saya mengambil peran sebagai pemain tengah, bek, dan bahkan penjaga
gawang. Hal inilah yang membuat saya tidak hanya fokus sebagai
penyerang, tapi juga menuntut agar bagus dalam bertahan. Dalam Futsal,
tidak ada pemain yang menjadi Bek Murni, ataupun Penyerang Murni… suatu
ketika, Bek harus bisa menyerang dan mencetak goal, demikian pula dengan
seorang penyerang, minimal dia juga menguasai teknik bertahan…
Nah, Kali ini saya menemukan seseorang yang bisa saya ambil pelajaran hidup…
Ini tentang
teman saya yang berposisi sebagai pemain bertahan, kami bertemu dalam
Fun Futsal di Lapangan O2 Banjarmasin. Dari awal melihatnya, saya
perhatikan dia memakai kostum yang seragam, kemudian memakai kaos kaki
panjang, memakai Shin Guard (Dekker), memakai tape, dan lain-lain…
seperti sedang mengikuti turnamen futsal saja, tapi sesungguhnya
begitulah seharusnya pemain… safety first… dan tidak ada yang salah
dengan itu, saya saja yang kadang tidak memperhatikan keselamatan diri
sendiri.
Saya mengakui
dia sebagai Bek tangguh, sangat dingin dan tanpa basa-basi… sehingga
dalam setiap pertandingan melawan dia, saya selalu bertekad untuk
melewatinya… terkadang sesekali bisa saya lewati, namun tak jarang kalau
dia dalam posisi puncak, hampir mustahil bagi saya untuk melewatinya…
ada sedikit menyentuh bola, langsung DARRR!!! Dia menyergap dan membuat
saya tidak sempat mengambil nafas… J
Saya selalu mengucapkan Yes! (dalam hati…) Ketika bisa memblock
tendangan kerasnya dan bisa mengambil dan memotong bola darinya,
terlebih bilamana bisa mendribble melewatinya, rasanya bahagia sekali…
Sepekan
kemudian, saya bertemu lagi dengan dia… Seperti biasa, saya selalu jadi
Opposite baginya, katanya malam ini dia agak kecapekan, dan sedikit
kurang Fit… memang di lapangan dia tidak seganas kalau lagi Fit… tapi
tetap saja, bagi saya untuk sulit untuk melewatinya… tapi hari itu,
lebih banyak kata ‘Yes!’ yang ada dalam hati saya… perlahan, saya juga
sudah mulai tau sedikit kelemahannya, efektif untuk melewatinya dengan
kaki kiri dan menshoot dengan kaki kiri… malam itu, 3 dari 5 goal saya
bersarang dengan tendangan kaki kiri… Tapi tetap saja, saya selalu
kerepotan kalau berhadapan dengan dia, apalagi dengan postur yang
tinggi, kaki yang panjang dan… Speed yang jauh lebih cepat dari saya…
Ketika memperhatikan dia bermain, saya melihat ada tiga kata menarik yang harus saya sematkan kepada dia, yakni : Dedikasi, Komitmen dan Bersungguh-Sungguh.
Dia tidak
digaji, ketika harus berlari cepat dan mengejar bola di daerah
pertahanan, bahkan tidak takut untuk terjatuh dan berjibaku dengan
penyerang… Hmmmm… Dedikasi, Komitmen dan Bersungguh-Sungguh… tidak peduli lagi Fit atau tidak Fit…
Berselang
beberapa hari, saya bertemu lagi dengan dia… dan kali ini dia mengajak
saya untuk Opposite Position lagi, saya menyerang dan dia bertahan…
praktis!! Saya tidak mencetak satu goal pun! Di selang waktu berikutnya…
kali ini, kami bermain bersama… saya tidak sebagai penyerang tapi kini
sebagai Bek, dia di kanan dan saya di kiri… sebuah kerjasama yang baik,
tapi jujur saja saya tidak bisa mengimbanginya… dia selalu menyelamatkan
gawang dalam situasi genting… sementara itu, saya malah sering tidak
bisa mengejar penyerang yang bergerak cepat… dan tidak banyak bisa
menutup celah-celah…
Diam-diam,
saya meninggalkan pos saya sebagai pemain bertahan (saya tidak cukup
dedikasi dan komitmen seperti dia), saya rasa dia sendiri cukup saja
untuk bertahan... saya kembali ke posisi awal dan merengsek ke depan…
dan akhir yang indah, melalui Assistnya… dua Goal bisa saya lesakkan…
Sungguh pelajaran berharga, saya menemukan : dedikasi, komitmen dan sungguh-sungguh dalam dirinya!
Dia
Mendedikasikan dirinya sebagai seorang pemain bertahan, walau sesekali
menyerang, dia tidak melupakan daerah pertahanan… dia berkomitmen dan
bersungguh-sungguh ketika bermain, dia benar-benar mengeluarkan seluruh
kemampuannya… Tidak segan, saya mengatakan kepadanya… “Ajari saya untuk
menjadi Pemain Bertahan…” Namun di dalam hati saya, harusnya saya juga
berdedikasi sebagai seorang striker, berkomitmen sebagai penyerang dan
bersungguh-sungguh untuk mencetak Goal sebanyak mungkin! Sejak saat
itulah saya yang biasanya bermain angin-anginan, kali ini berkomitmen
untuk bisa mencetak goal dalam setiap laga!
Inilah
pelajaran dalam kehidupan kita… dedikasi, komitmen dan
bersungguh-sungguh dalam hidup adalah sebuah keniscayaan… Hal ini
diabadikan Allah SWT dalam Al-Qur’an…. “Dan orang-orang yang berjihad
untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada
mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta
orang-orang yang berbuat baik” (TQS Al-Ankaabut: 69).
Grazie…
syukron… thanks… Jazakallah Khairan, tanpa dia sadari, dia sudah
mengajari saya sebuah pelajaran kehidupan… dan itu saya temukan di dalam
futsal!! Salam Bugar!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar